Minggu, 02 November 2008

Foto Awan...

Jenis-Jenis Awan...



Awan Cirrus (Ci), diambil pada tanggal 27 Agustus 2008. Saat mengadakan Pendidikan Lanjutan Jantera Angkatan 27, pagi itu saya berada di kaki Gunung Gede-Pangrango, tepatnya di Alun-alun Suryakancana. Awan ditiupkan dari kanan ke kiri dalam angin timur yang begelora. Awan-awan ini terjadi disebabkan suhu terlalu dingin pada atmosfer.

Awan Cirro Stratus (Ci-St), foto ini saya ambil ketika berada di depan Gedung FPMIPA UPI. Tanggal 28 Oktober 2008. Bentuknya seperti kelambu putih yang halus dan rata menutup seluruh langit sehingga tampak cerah, atau terlihat seperti anyaman yang bentuknya tidak teratur.

Awan Cirro Cumulus (Ci-cU).Elemen-elemen awan itu kelihatan seperti sisik ikan dibawah sinaran matahari. Dapat menimbulkan bayangan awan.

Awan Alto Cumulus (A- Cu) kecil dan bergumpal. Tiap-tiap elemen tampak jelas tersisih antara satu sama lain dengan warna keputihan dan kelabu yang membedakannya dengan Cirro Cumulus (Ci -Cu). Diambil pada tanggal 26 Oktober 2008 di Geger Kalong, Bandung.

Awan Alto Stratus (A - St), foto ini diambil pada tanggal 29 Oktober depan FPMIPA UPI. 1) Awan ini bersifat luas dan tebal. Warna awan alto stratus adalah kelabu, sehingga pada matahari dan bulan akan tampak terang.

Awan Strato Cumulus (St - Cu), tampak matahari menyinari awan, awan ini tidak menimbukan hujan. Awan ini di ambi depan FPMIPA UPI tanggal 23 Oktober 2008.
Awan Stratus (St). Diambil di daerah Cisarua, Lembang pada tanggal 11 Agustus 2008.
Awan Nimbo Stratus (Ni - St), diambil di Alun-alun Suryakancana saat pagi datang, pada tanggal 26 Agustus 2008. Saat itu udara sangat dingin sekali.

Awan Cumulus (Cu), diambil pada tanggal 19 Oktober 2008 di Jayagiri, kaki gunung Tangkuban Perahu, terlihat jauh Bukit Tunggul.1) Merupakan awan tebal dengan puncak-puncak yang agak tinggi, terbentuk pada siang hari karena udara yang naik. Kalau berhadapan dengan matahari akan kelihatan terang dan apabila yang memperoleh sinar hanya sebelah saja akan menimbulkan bayangan yang berwarna kelabu.




Awan Cumulo Nimbus (Cu - ni), Awan ini dapat menimbulkan hujan dengan kilat dan guntur. Awan ini bervolume besar, posisinya rendah dengan puncak yang tinggi sebagai menara atau gunung dan puncak melebar, sehingga merupakan awan yang tebal.






Uraian Materi Tentang Awan

Awan
Awan adalah kumpulan tetesan air (kristal-kristal es) di dalam udara di atmosfer yang terjadi karena adanya pengembunan/pemadatan uap air yang terdapat dalam udara setelah melampaui keadaan jenuh (Bintarto, 2004). Kondisi awan dapat berupa cair, gas, atau padat karena sangat dipengaruhi oleh keadaan suhu.


Pembagian awan yang ada sekarang ini adalah hasil kongres internasional tentang awan yang diadakan di Munchen tahun 1802 dan Uppsala (Swedia) tahun 1894.
Adapun pembagiannya adalah sebagai berikut.
Awan tinggi, terdapat pada ketinggian antara 6 km – 12 km. awan ini selalu terdiri dari kristal-kristal es karena ketinggiannya. Awan yang tergolong awan tinggi yaitu:
1) Cirrus (Ci): Awan ini halus, dan berstruktur seperti serat, berbentuk seperti bulu burung. Sering tersusun seperti pita yang melengkung di langit, sehingga seakan-akan tampak bertemu pada satu atau dua titik pada horizon, dan sering terdapat kristal es. Awan ini tidak menimbulkan hujan.
2) Cirro Stratus (Ci-St): Bentuknya seperti kelambu putih yang halus dan rata menutup seluruh langit sehingga tampak cerah, atau terlihat seperti anyaman yang bentuknya tidak teratur. Awan ini sering menimbulkan terjadinya hallo (lingkaran yang bulat) yang mengelilingi matahari atau bulan. Biasanya terjadi pada musim kering.
3) Cirro Cumulus (Ci-Cu): Awan ini terputus-putus dan penuh dengan kristal-kristal es sehingga bentuknya seperti segerombolan domba dan sering dapat menimbulkan bayangan.

Awan menengah, terdapat pada ketinggian antara 3 – 6 km. awan yang tergolong awan menengah yaitu:
1) Alto Cumulus (A-Cu): Awan ini kecil-kecil, tetapi banyak. Biasanya berbentuk seperti bola yang agak tebal berwarna putih sampai pucat dan ada bagian yang kelabu. Awan ini bergerombol dan sering berdekatan sehingga tampak saling bergandengan.
2) Alto Stratus (A-St): Awan ini bersifat luas dan tebal. Warna awan alto stratus adalah kelabu, sehingga pada matahari dan bulan akan tampak terang.

Awan rendah, terdapat pada ketinggian kurang dari 3 km. awan yang tergolong awan rendah yaitu:
1) Strato Cumulus (St-Cu): Awan ini bentuknya seperti bola-bola yang sering menutupi seluruh langit sehingga tampak seperti gelombang di lautan. Lapisan awan ini tipis sehingga tidak menimbulkan hujan.
2) Stratus (St): Awan yang rendah dan sangat luas, tingginya di bawah 2000 m. lapisannya melebar seperti kabut dan berlapis-lapis. Antara kabut dan awan stratus pada dasarnya tidak berbeda.
3) Nimbo Stratus (Ni-St): Awan ini bentuknya tidak menentu, tepinya compang-camping tak beraturan. Di Indonesia awan ini hanya menimbulkan hujan gerimis saja. Awan ini berwarna putih kegelapan dan penyebarannya di langit cukup luas.

Awan yang terjadi karena udara naik, terdapat pada ketinggian antara 500 m – 1500 meter.
1) Cumulus (Cu): Merupakan awan tebal dengan puncak-puncak yang agak tinggi, terbentuk pada siang hari karena udara yang naik. Kalau berhadapan dengan matahari akan kelihatan terang dan apabila yang memperoleh sinar hanya sebelah saja akan menimbulkan bayangan yang berwarna kelabu.
2) Cumulo Nimbus (Cu-Ni): Awan ini dapat menimbulkan hujan dengan kilat dan guntur. Awan ini bervolume besar, posisinya rendah dengan puncak yang tinggi sebagai menara atau gunung dan puncak melebar, sehingga merupakan awan yang tebal. Biasanya, di atas awan Cumulo-Nimbus terdapat awan Cirro-Stratus. Hal ini sering terjadi pada waktu angin ribut.

Peta Konsep Awan...


1. Pengertian Awan
2. Klasifikasi Awan
~Keluarga A: Awan tinggi (6,000 m ke atas)
C
irrus (Ci)
C
irro Stratus (Ci-St)
C
irro Cumulus (Ci-Cu)
~Keluarga B: Awan pertengahan (2,000 - 5,000 m)
Alto Stratus (A-St)
Alto Cumulus (A-Cu)
~Keluarga C: Awan rendah (2,000 m ke bawah)
Stratus (St)
Nimbo Stratus (Ni-St)
Strato Cumulus (St-Cu)
~Keluarga D: Awan menegak
C
umulo Nimbus (dikaitkan dengan hujan lebat dan ribut petir) (Cu-Ni)
C
umulus (Cu)

Media Pembelajaran UTS

Kode Soal: 009


Mengapa dengan media pembelajaran memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuannya?
Jawab:
Media merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran. Melalui media proses pembelajaran bisa lebih menarik dan menyenangkan (joyfull learning), misalnya siswa yang memiliki ketertarikan terhadap warna maka dapat diberikan media dengan warna yang menarik. Sehingga siswa akan mengembangkan kemapuannya itu dengan belajar mandiri. Dengan menggunakan media berteknologi seperti halnya komputer, amat membantu siswa dalam belajar, seperti belajar berhitung, membaca dan memperkaya pengetahuan. Program permainan (games) pada komputer banyak yang berisi tentang pembelajaran yang dikemas sangat menyenangkan buat siswa, sehingga siswa seolah tidak merasa sedang belajar. Media dapat mengubah perilaku siswa (behaviour change) dan meningkatkan hasil belajar siswa tertentu, tidak dapat berlangsung secara spontanitas, namun diperlukan analisis yang komprehensif dengan memperhatikan berbagai aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran.

Mengapa penggunaan media dapat memperpendek waktu pelaksanaan pembelajaran?
Jawab:
Karena media membantu memperjelas pesan pembelajaran sehingga informasi yang disampaikan lebih mudah dipahami. Informasi yang disampaikan secara lisan terkadang tidak dipahami sepenuhnya oleh siswa, terlebih apabila guru kurang cakap dalam menjelaskan materi. Disinilah peran media, sebagai alat bantu memperjelas pesan pembelajaran.


Apakah peranan guru masih diperlukan jika media telah dihadirkan di kelas?
Jawab:
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator, konselor, motivator, dan evaluator . Di sini guru berfungsi sebagai pembimbing, meluruskan suatu permasalahan yang dibahas dalam pembelajaran. Apabila siswa tidak mengerti dengan maksud sesuatu dalam media yang disampaikan oleh guru, maka peran guru dalam proses pembelajaran yaitu memperjelas pesan pembelajaran.
Peran guru sebagai fasilitator, peranannya adalah sebagai penyedia yang bersifat sebagai pendukung kebutuhan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan konsep belajar di atas bahwa belajar adalah suatu proses, maka dalam proses ketrampilan mendengarkan dipersiapkan terlebih dahulu adalah siswanya, selain itu materi yang sangat penting untuk menjadi suatu proses belajar berlangsung, guru dapat menyiapkan teks / wacana yang dibacakan atau menyediakan rekaman teks dalam kaset maka Tape Recorder dipersiapkan.
Dari keempat aspek ketrampilan berbahasa di atas yang telah diuraikan, maka peran untuk memotivasi siswa tetaplah diharapkan, misalnya mendorong siswa agar tetap berkonsentrasi pada kegiatan belajar. Selain itu juga mengajak siswa untuk melakukan refleksi diri, misalnya menyisihkan waktu untuk memikirkan siapa sebenarnya diri siswa, apa yang menyebabkan rasa puas, dll.

Dalam memilih media ada alasan praktis familiarity. Jelaskan maksudnya!
Jawab:
Pengguna media pembelajaran memiliki alasan pribadi mengapa ia menggunakan media, yaitu karena sudah terbiasa menggunakan media tersebut, merasa sudah menguasai media tersebut, jika menggunakan media lain belum tentu bisa dan untuk mempelajarinya membutuhkan waktu, tenaga dan biaya, sehingga secara terus menerus ia menggunakan media yang sama. Misalnya seorang dosen yang sudah terbiasa menggunakan media Over Head Projector (OHP) dan Over Head Tranparancy (OHT), kebiasaan menggunakan media tersebut didasarkan atas alas an karena sudah akrab dan menguasai detil dari media tersebut, meski sebaiknya seorang guru lebih variatif dalam memilih media, dalam konsepnya tidak ada satu media yang sempuran, dalam arti kata tidak ada satu media yang sesuai dengan semua tujuan pembelajaran, sesuai dengan semua situasi dan sesuai dengan semua karakteristik siswa. Media yang baik adalah bersifat kontekstual sesuai dengan realitas kebutuhan belajar yang dihadapi siswa. Jika kita lihat pada contoh di atas, media OHP lebih tepat untuk mengajarkan konsep dan aspek-aspek kognitif, dapat digunakan dalam jumlah siswa maksimal 50 orang dengan ruangan yang tidak terlalu besar dan siswa cenderung pasif tidak dapat melibatkan secara optimal potensi mental, emosional dan motor skill, karena control pembelajaran ada pada guru. Tentu saja OHP kurang tepat untuk mengajarkan keterampilan yang menuntut demonstrasi, praktek langsung yang lebih membuat siswa aktif secara fisik dan mental. Alasan familitary tentu saja tidak selamanya tepat, jika tidak memperhatikan tujuannya. Meski demikian alasan ini cukup banyak terjadi dalam pembelajaran.

Jelaskan media yang cocok untuk pembelajaran tentang biosfer!
Jawab:
Dari permasalahan ini model pembelajaran yang dikembangkan adalah Model Pembelajaran Cooperative Learning, dengan menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas, teknik pengumpulan data adalah: observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi.

Kriteria pemilihan media adalah harus sesuai dengan karakteristik siswa. Mengapa?
Jawab:
Melakukan analisis terhadap karakteristik siswa. Secara garis besar karakteristik siswa terbagi dua, yaitu karakteristik umum dan khusus. Karakteristik umum berkaitan dengan usia, pengalaman belajar sebelumnya, latar belakang keluarga, sosial budaya, dan ekonomi. Karakteristik khusus berkenaan dengan pengetahuan, skill dan sikap tertentu yang dimiliki siswa. Terlebih pembelajaran yang di tingkat Sekolah Dasar, secara psikologis anak pada jenjang pendidikanawal menuntut informasi konkrit, jelas dan verbalistik, sederhana dan diperlukan pola pembelajaran sesuai dengan keterampilan berfikir dasar dan keterampilan berfikir kompleks. Menurut Presseisen (dalam Costa, 1985) proses berfikir dasar merupakan gambaran dari proses berfikir rasional dimana proses berfikir rasional merupakan sekumpulan proses mental dari yang sederhana menuju yang kompleks. Sementara itu menurut Novak (1979) proses berfikir dasar meliputi proses mental yang merupakan gambaran berfikir rasional yang terdiri dari sepuluh kemampuan yaitu menghafal (recalling), membayangkan (imagining), mengelompokkan (classifiying), mengeneralisasikan (generalizing), membandingkan (comparing), mengevaluasi (evaluating), menganalisis (analizing), mensisntesis (synthesizing), mendedukasi (deducing), dan menyimpulkan (infering). Keterampilan berfikir kompleks merupakan perpaduan dari keterampilan berfikir rasional dengan proses berfikir kompleks yang meliputi pemecahan masalah, pembuatan keputusan, berfikir kritis, dan berfikir kreatif.

Apakah setiap pokok bahasan dalam geografi perlu Media pembelajaran?
Jawab:
''Geografi itu kan ibaratnya berpijak di dua tempat, satu kaki pada IPA (Ilmu Pengetahuan Alam-Red) dan kaki lainnya IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial-Red). Akibatnya, saat ada drop-dropan sarana laboratorium kerapkali disamakan dengan pelajaran IPS yang fasilitasnya tidak terlalu banyak,''
Pembelajaran Geografi akan berjalan sempurna jika setiap sekolah memiliki sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai. Penguasaan kompetensi dasar Geografi, antara lain memerlukan dukungan fasilitas berupa pantograf (alat untuk memperbesar atau memperkecil gambar peta), foto udara, citra satelit, peta rupa bumi, hingga sampel batuan. Di samping itu, mereka juga perlu dilatih untuk bisa menguasai media pembelajaran, semacam interpretasi foto udara, citra satelit, dan peta rupa bumi. Sehinggga kehadiran media dalam pembelajaran geografi sangat dibutuhkan demi tercapainya kematangan dalam belajar.

Bagaimana agar setiap sekolah para guru memperhatikan pentingnya media?
Jawab:
Langkah awal guru harus mengenal pentingnya media, untuk mempermudah beajar-mengajar di kelas. guru dituntut trampil memilih media pembelajaran yang akan digunakan dengan memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
a.Objektifitas;b.Program pengajaran;
c.Situasi dan kondisi;
d. Kualitas teknik;
e. Keefektifan dan efisiensi penggunaan.
Apabila kita mengkaji dasar-dasar petimbangan pemilihan dan penggunaan media tersebut di atas, mengisyaratkan bahwa guru dituntut terampil dan kreatif dalam memilih media pembelajaran sastra. Tidak terpaku hanya mengandalkan buku sumber yang ada beserta materi-matei sastra yang tersedia seadanya. Tetapi guru juga tidak terjebak pada pemilihan media pembelajaran yang rumit, mahal, dan tidak praktis untuk digunakan, contohnya penggunaan media dengan teknologi internet. Dari segi daya liputnya yang begitu luas, internet diakui punya kelebihan-kelebihan. Namun bila ditinjau dari kondisi perkembangan kematangan jiwa siswa dan kondisi sekolah yang belum menyediakan fasilitas internet misalnya, media tersebut tidak menjamin akan tercapainya keefektifan dan keefisienannya dalam mencapai tujuan yang telah ditargetkan.